1. Blog
  2. Lifestyle
  3. Kenapa Saya Memutuskan untuk Menulis Blog
Kontenlifestyle

Kenapa Saya Memutuskan untuk Menulis Blog

Y
by Yogi Prasetya
Last update 10 April, 2023·3 mnt(s) reading
Kenapa Saya Memutuskan untuk Menulis Blog

Saya bukan orang yang suka menulis, tapi suka membaca. Bacaannya random, mulai dari lifestyle sampai artikel-artikel mengenai UFO.

Berusaha merenungi dalam-dalam, kenapa saya nekat berkomitmen untuk ngurusin website, yang 90% kontennya adalah blog pribadi.

Latar belakang

Seingat saya, dari awal kenal internet, waktu itu 2019 baru ada warnet di kampung saya, di tahun itu juga pengalaman pertama akses internet.

Saat itu pake search engine untuk cari lirik dan cord gitar. Terus di print dan di bawa ke tongkrongan sampe rusak pindah-pindah tangan.

2011 eranya game online (di daerah saya), mulai dari ayodance, point blank, juga game browser seperti ninja saga, poker dan masih banyak lagi.

Format warnet pun sedikit banyak yang berubah, semua orang ke warnet hanya untuk main game, termasuk saya.

Namun, agaknya saya sedikit beda sama anak-anak lain, saya tetap suka berselancar didunia maya, sampai akhirnya nemu forum Kaskus.

Damn!, saya jatuh cinta sama internet dan konten-konten di dalamnya.

Bekerja dengan internet

Bertahun-tahun berlalu dan saya semakin tenggelam di dunia digital, terlebih saat ini saya bekerja untuk mengembangkan teknologi metaverse, dunia digital yang semakin nyata.

Bisa dibilang, 80% kemampuan saya hasil dari research di internet. Setiap hari cari solusi untuk problem-problem di kantor di internet.

Hingga 2023, usia saya akan memasuki 29 tahun. Project freelance tidak sebanyak dulu, sekarang sering masuk angin kalo begadang.

Tentu, saya jadi punya banyak waktu luang, kadang saya bingung mau ngapain.

Melepaskan diri dari kekhawatiran berlebih

Saya punya gangguan kecemasan dari 2016, menurut sumber yang saya baca sebagian besar orang mengalaminya juga di usia 20-26, quarter life crisis.

Mungkin saya masuk tahap frustasi, ditandai dengan rambut rontok dan kurang darah. Yaa semua ini hanya self-diagnosis.

Tapi dari ciri yang saya alami, sangat identik!

Syukur, semakin dewasa saya semakin ngerti arah hidup ini, gangguan mental tersebut sudah sangat jauh berkurang.

Dari pengalaman, gangguan itu kambuh jika sedang banyak energi tapi gak ada kegiatan (baca: tidak ada job komersil).

Tentang legasi

Walaupun kehidupan sudah jauh lebih tenang, tetaplah sebagai manusia kadang ada aja yang jadi bahan overthinking.

Sebagai orang dewasa, harusnya udah bisa manage overthinking dan menganalisis apa inti dari yang dikhawatirkan.

Dari analisis ini, saya menangkap dua hal.

Pertama, legasi “karya” yang saya kembangan sendiri, kedua adalah aset berbentuk surat berharga.

Dari poin pertama, saya putuskan untuk mencoba berkomitmen untuk mengembangkan website ini, nggak ada target khusus, targetnya cuma pengen mengabadikan apa yang ada di dalam perasaan. Sebagai stress release dan penyaluran energi.

Sekalipun nanti ada revenue, itu akan saya syukuri, sebagai ganti biaya server, hehe.

Share this article

twitter