Dalam pengembangan teknologi web, frontend dan backend merupakan dua aspek yang saling terkait dan berperan penting dalam menciptakan app yang baik dan efisien.
Banyak frontend developer yang menganggap bahwa belajar backend bukan menjadi tanggung jawab mereka, yaaa emang bener sih
Tapi sebenarnya belajar backend sangat penting dan dapat memberikan banyak manfaat bagi yang serius menekuni profesi web developer, apalagi di tengah gempuran framework dan tech-stack yang baru dan baru lagi.
Berikut perspektif saya kenapa belajar dasar-dasar backend penting bagi frontend developer.
Memperluas pengetahuan teknologi web
Belajar backend dapat membantu frontend memahami secara lebih mendalam tentang teknologi web secara keseluruhan.
Dengan memahami cara kerja server, database, HTTP dan teknologi web lainnya, dapat meningkatkan intuisi saat menghadapi masalah yang terjadi saat mereka bekerja pada proyek frontend.
Memahami bagaimana data dikirim dan diterima oleh server. Karena data yang dimasukkan oleh pengguna harus disimpan di database dan diolah oleh server, jadi kita perlu ngerti cara kerja server dan database supaya aplikasi web bisa berfungsi dengan baik.
Meningkatkan fleksibilitas
Pengetahuan backend bisa menjadi bekal untuk menghadapi perubahan teknologi di industri yang cepat, tiba-tiba ada framework atau tool baru aja.
Di banyak teknologi backend, lebih ketat dalam menerapkan design-pattern, _hal ini juga membuat secara otomatis kita belajar pattern-pattern_ tersebut.
Menurut pengalaman pribadi, semakin banyak pattern yang kita ketahui, semakin mudah memahami tech-stack baru.
Di level tertentu, bisa meningkatkan kemampuan untuk mengambil keputusan dalam konteks pemilihan teknologi yang akan digunakan dalam proyek frontend..
Meningkatkan kualitas aplikasi
Di beberapa perusahaan, ada tim khusus untuk melakukan optimalisasi performa pada aplikasi. Umumnya diberi “title” platform optimization.
Tim ini umumnya kecil namun harus diisi talent yang mengerti banyak platform, browser, server maupun hp.
Yaa, untuk produk digital seperti aplikasi, kualitas dan performa sangat penting, kalo aplikasi tiba-tiba melambat 2-4 detik saja, pengguna akan sadar kalo aplikasi yang ia pakai lagi nge-lag.
Dengan memahami cara kerja aplikasi dari server – database – browser. Banyak membantu kita untuk menulis kode yang berkualitas, nggak asal jalan!
Meningkatkan kerja tim
Bikin apps yang skalanya medium saya, harus dikerjakan dalam tim yang besar. Gimana untuk aplikasi enterprise yang kompleks dan memiliki banyak service.
Dalam konteks ini, pengetahuan backend juga dapat membantu tim bekerja lebih efektif dengan tim lain.
Dengan memahami bahasa pemrograman yang digunakan oleh backend, frontend developer bisa berkomunikasi dengan baik untuk memecahkan masalah dan merencanakan strategi pengembangan.
Identifikasi masalah lebih cepat
Saat aplikasi sudah memasuki tahap QA, tim QA akan membuat worksheet untuk mencatat masalah pada aplikasi dan siapa yang bisa mengatasinya.
Untuk manual test, yang diuji tentu frontend-nya. Ketika ada masalah yang paling sering dan awal dimintai pertanggungjawaban adalah frontend.
Nggak jarang, tim QA salah mengidentifikasi, padahal masalahnya ada di backend. Ketika sudah memiliki kemampuan dasar backend, kita bisa lebih dulu mengcounter tuduhan tersebut.
Jadi, proses fixing jauh lebih cepat, karena sebelum di taken, masalah sudah dialih-tugaskan ke tim backend.
Teknologi backend yang menjanjikan untuk dipelajari
Saat niat sudah ada, mungkin bingung harus belajar apa? yang kira-kira lebih banyak manfaat dan diperkirakan akan sustain di masa depan.
Untuk menjawab pertanyaan di atas, saya suka untuk menggunakan beberapa sumber yang kredibel dari beberapa komunitas besar dunia.
- Stackoverflow Survey, pada halaman ini kita bisa melihat “cuaca” teknologi, bahasa populer, demografi developer, dan masih banyak data-data bermanfaat lainnya.
- Github Trend, dari sini kita bisa melihat proyek open source yang sedang banyak dikembangkan komunitas.
Konklusi
Belajar backend development juga bisa bikin peluang karir makin terbuka lebar. Di industri teknologi, nggak mustahil untuk profesional melakukan career switching.
Saat artikel ini ditulis, dunia sedang menghadapi tech-winter. Banyak big-tech di berbagai negara melakukan PHK massal, sayangnya berdampak juga pada ekosistem nasional.
- Raksasa teknologi dunia, Meta: Meta to lay off 10,000 more workers after initial cuts in November
- Monster pemegang banyak paten teknologi, Apple: Apple Expands Hiring Freeze, Delays Bonuses for Some Employees
- Dari benua Asia juga ikutan, Alibaba: Alibaba laid off 19,000 employees in 2022 to improve cost efficiency
- Di Indonesia juga nyusul, PHK Massal GOTO & Induk Shopee dalam 8 Bulan, Ribuan Pegawai Dirumahkan
Startup Indonesia pun banyak yang melakukan layoff cukup besar, jumlahnya ratusan.
Nggak cuka PHK, perusahaan-perusahan teknologi juga melakukan hiring freeze, dimana sebuah perusahaan harus menghentikan atau memperketat kebijakan rekrutmennya.
Dengan kata lain, kalau masih bisa di handle sama tim yang sekarang, jangan tambah orang baru, ketika produknya sudah besar, stop scale-up sistem dulu. Fokus efisiensi.
Dalam kondisi seperti ini, mestinya semakin banyak keterampilan yang dimiliki, semakin banyak juga peluang karir yang bisa diambil.
Siapa tau suatu saat kamu pengen jadi full-stack developer?
Mumpung lagi banyak sumber belajar online gratis, menurut saya nggak ada salahnya untuk mulai belajar sekarang.