1. Blog
  2. Lifestyle
  3. Cara Saya Menghadapi Hari Senin yang Kata Orang Menyebalkan
Kontenlifestyle

Cara Saya Menghadapi Hari Senin yang Kata Orang Menyebalkan

Y
by Yogi Prasetya
Last update 10 April, 2023·5 mnt(s) reading
Cara Saya Menghadapi Hari Senin yang Kata Orang Menyebalkan

Saat itu, motivator TV lagi laku-lakunya, saya sampe bosen terus-terusan dijejali hal-hal berkaitan passion, awalnya ya iya-iya aja karena sirkel sayapun membicarakannya.

Waktu masih bekerja "serabutan" dulu, saya sampe stress mikirin ini. Karena karir impian saat ini dulu sisah digapai. Komunitas programming belum sebesar sekarang, media belajar hanya kampus.

Walaupun saya udah tahu mau jadi apa, karena kesulitan itu saya masih cari-cari "passion" apa ya yang sekiranya masih mudah di capai.

Long story short, setelah saya hidup dari pekerjaan yang dulu saya impikan. Saya udah enggak mikirin passion lagi. Sempat berfikir passion itu sebuah kebohongan. Saat itu, teman seprofesi sayapun enggak ada yang membicarakan passion.

Memahami passion secara praktikal

Diawal pandemi, saya "terpaksa" bersinggungan lagi dengan teman-teman dikampung, karena harus stay di rumah selama dua tahun. Akhirnya kami sering ngobrol dan main bareng lagi.

Karena gabut, teman yang dulu sama-sama bekerja secara serabutan kontak lagi, kebanyakan dari mereka masih melakukan pekerjaan yang sama.

Di titik ini saya memahami arti passion secara lebih praktis. Passion yang dimaksud kami, golongan dan kelas pekerja, orang-orang kabupaten, "adalah pekerjaan yang kita sukai".

Yes, sesimpel itu, sudah tentu tidak ilmiah!

Passion dan hari senin

Setelah paragraf ini, sementara kita harus sepakat mengenai arti dari passion adalah yang dijelaskan diatas.

Salah satu perbedaan paling keliatan dari kita yang bekerja sesuai passion dan yang "belum" adalah reaksinya dengan hari senin.

Keluhan temen-temen saya yang enggak punya banyak pilihan dalam memilih pekerjaan, sebenernya cuma itu-itu saja.

Seputar drama rekan kerja dan kebenciannya terhadap work-days.

Kadang, mendengar ceritanya saja sudah membuat hati ini simpatik. Bayangkan, berapa persen dari usia kita didunia akan dihabiskan untuk bekerja, mencari penghidupan!

Bayangkan jika 80% dari usia produktif kita diisi dengan nesu-nesu dan ngebatin. Dengan asumsi usia bekerja dikebanyakan sektor formal menurut Kemnaker adalah 18-56th.

Hari senin sebagai salah satu hari dari 7 hari didunia

Tentu saya enggak ada hak dan wewenang untuk mengutuk orang-orang yang tidak bisa menyukai pekerjaannya. Masih ada cara bahagia diluar pekerjaan.

Misal mencari pekerjaan dengan upah yang besar, sehingga mampu membayar kesenangan di luar bekerja.

Karena banyak dari kita yang enggak ada pilihan dan enggak ada kemampuan untuk memilih profesi.

Pembahasannya banyak di internet, masalah ini sangat kompleks. Jangan naif dengan berfikir "semua orang harus mengejar passion, dan melakukan pekerjaan yang mereka suka".


Cara saya menghadapi hari senin

Kembali ke premis, udah kejauhan bahas passion, mwehehe

Dari pada ninaninu tiap minggu, gimana kalo fokus aja untuk mengadapi hari-hari mencari nafkah dengan bahagia? bukannya lebih penting dan realistis?

Olahraga rekreatif di weekend

Aktifitas andalan saya setiap sabtu-minggu adalah lari pagi gais. Karena dari aktifias ini saya mendapat banyak manfaat dalam sekali-duakali langkah.

karena judulnya lari pagi, pastinya kita harus bangun pagi. Mandi atau minimal bersih-bersih lah, sampe sini aja udah bikin seger dan fresh gitu dipagi hari.

Yang belum biasa, enggak harus full lari kok, cukup lari ringan dicampur jalan kaki.

Cari jogging track yang rame atau yang banyak pohon-pohon, supaya dapet udara fresh dan interaksi sosial secara pasif. Jangan ragu ucapkan selamat pagi ke pengunjung lain.

Contoh lain olahraga rekreatif yang bisa dilakukan saat weekend adalah bersepeda, berenang, tracking outdoor, dll.

Note: Diusia segini saya udah jarang banget begadang, udah enggak kuat. Jadi mudah bangun pagi di weekend.

Bangun pagi selama weekend

Kalo udah rutin melakukan kegiatan di poin pertama, skip poin ini.

Pagi hari selama weekend memang istimewa, karena aku bisa beristirahat dari rutinitas kerja dan melakukan sesuatu yang saya suka.

Pernah kan, sabtu-minggu kaya lewat gitu aja? padahal nungguinnya seminggu.

Rahasianya ada di weekend pagi, kalo bangun pagi, weekend jadi lebih menyenangkan dan terasa lama, karena saya maksimal dalam melewatinya.

Walaupun kadang-kadang malas juga sih, tapi tahu sendiri manfaatnya buat kesehatan kan?

Biasanya saya minum segelas air putih hangat untuk menetralkan pH lambungku yang kemarin kebanyakan makan makanan ber-acid tinggi. Lalu, saya siapkan sarapan sehat sebisanya. Biasanya, aku sarapan sambil menikmati udara segar dan melihat pemandangan di sekitar tempat tinggal.

Maksimalkan waktu malam

Semenjak menikah dan berat badan naik 10 kilo, saya sudah jarang banget begadang. Entah kenapa jadi gampang masuk angin kalo aktifitas terlalu malam.

Sebelumnya saya masih sanggup main futsal jam 11 malam, dilanjut nonton netfilx sampe dini hari.

Mungkinkah faktor usia dan berat badan?

Tapi dengan begini, jadi sadar kalo saya harus memaksimalkan jumat malam sampe minggu malam.

Biasanya ya self-care sama pasangan, pake masker wajah yang dingin. Atau jajan di pasar sama ponakan dan anak tetangga.

Kalo lagi di kota, nongkrong dan ngopi santai. Ice latte lah biar enjoy. Pun kalo nongkrong diluar, jam 10 udah OTW balik.

Sarapan yang bagus di senin pagi

Kebiasaan baru saya belakangan adalah sarapan sehat. Saya bukan ahli diet, saya juga bukan yang healthy-lifestyle banget.

Tapi disini saya berusaha mengkonsumsi makanan sehat terutama di pagi hari, tentu saya masih suka sarapan suka-suka. Tapi untuk hari senin saya sangat upayakan.

Harapan saya sederhana, kalo saya maksimalkan hari senin, hari-hari selanjutnya sampe jumat pun maksimal. Heppi!

Sarapan bisa disesuaikan dengan budget dan resource. Kalo lagi dikampung, cari buah aja susah, jadi mesti pinter-pinter cari inspirasi sarapan di pinterest.


Mudah-mudahan tulisan ini nyampe ke-orang yang tepat. Dibuka dengan motivasi, lanut ke pembahasan passion, ditutup dengan penutupan yang kagok.

Sampe tahap ini, saya masih kesusahan untuk menulis artikel. Memilah kata per kata, menyusunnya menjadi kalimat. Ternyata enggak mudah ya besti.

Share this article